HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Heboh! Sekda Kabupaten Semarang Dituding Minta 'Kado Pensiun' NMAX, Ini Kata Djarot


Ambarawa Terkini – dikutip dari kompas.com ,Jagat maya Kabupaten Semarang digegerkan dengan beredarnya sebuah surat yang menuding Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Semarang, Djarot Supriyoto, meminta iuran untuk pembelian sepeda motor Yamaha NMAX dan karikatur sebagai 'kado pensiun'. Isu ini sontak menjadi perbincangan hangat, mengingat Djarot akan memasuki masa purnabakti. Namun, Djarot dengan tegas membantah tudingan tersebut, bahkan berencana menempuh jalur hukum.

Potongan surat yang menyebar luas di berbagai platform media sosial, termasuk akun Instagram @dinaskegelapan_kaptensemarang, mencantumkan beberapa poin yang memicu kontroversi. 

Dalam surat tersebut, disebutkan adanya kekurangan dana sebesar Rp 28.000.000 untuk memenuhi target pembelian. Untuk menutupi kekurangan ini, diminta iuran dari 25 Perangkat Daerah (PD) dan 19 kecamatan, dengan kontribusi minimal Rp 600.000 per PD dan kecamatan.

Secara rinci, surat itu juga mencantumkan estimasi harga sepeda motor NMAX sekitar Rp 35.000.000 dan karikatur sekitar Rp 2.000.000. Batas waktu penyetoran dana ini ditetapkan paling lambat pada 30 Juli 2025, yang harus diserahkan ke Bagian Umum Setda atau melalui transfer ke rekening Bank Jateng atas nama Lisa Reviana. 

Narasi yang menyertai surat viral tersebut menuduh bahwa Sekda meminta OPD dan kecamatan untuk bergotong royong mengumpulkan dana demi pembelian motor NMAX dan hadiah karikatur, dengan uang yang dikumpulkan ke kasubag keuangan Setda.

Menanggapi isu yang beredar luas dan meresahkan ini, Sekda Kabupaten Semarang, Djarot Supriyoto, memberikan bantahan keras. Dengan nada tegas, Djarot menyatakan, "Demi Allah saya tidak pernah minta-minta yang seperti itu. 

Saya juga tidak tahu dari mana ada potongan surat itu, saya tidak punya waktu main ponsel untuk yang seperti itu, soal itu malah diberitahu oleh ajudan," ungkap Djarot pada Selasa (29/7/2025).Djarot mengaku terkejut dengan beredarnya surat tersebut dan menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mengeluarkan instruksi atau permintaan iuran semacam itu. Ia bahkan baru mengetahui adanya surat viral ini dari ajudannya. Pernyataan Djarot ini sejalan dengan beberapa laporan media yang juga mengutip bantahannya 

Tidak hanya membantah, Djarot juga mengungkapkan niatnya untuk menempuh jalur hukum terkait penyebaran isu ini. "Ini masuk kategori fitnah, silakan dicek ke dinas, kabag-kabag ada atau tidak permintaan itu. 

Saya akan lapor polisi, karena ini merusak nama baik saya," tegasnya. Langkah ini menunjukkan keseriusan Djarot dalam membersihkan namanya dari tudingan yang dianggapnya mencemarkan reputasi.Isu ini tentu saja menimbulkan berbagai spekulasi dan perbincangan di kalangan masyarakat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Semarang. 

Beberapa ASN yang diwawancarai oleh media juga menyatakan tidak mengetahui adanya permintaan iuran tersebut, menguatkan bantahan dari Sekda Djarot (ds) 

Posting Komentar