HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Rintisan Museum Ambarawa Diresmikan, Persembahan di Hari Jadi ke-320



Ambarawa, 9 September 2025 — Sebuah tonggak baru dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya lahir di Kecamatan Ambarawa. Pada Selasa (09/09/2025), Museum Ambarawa resmi dibuka melalui prosesi potong pita yang dilakukan oleh tiga tokoh penting, yakni Bapak Dewantoro, Bapak Khamdi, dan Dr. Drs. Hajar Pamadhi, M.A. (Hons).


Acara peresmian museum ini diawali dengan talkshow budaya bersama Dr. Hajar Pamadhi, seorang kurator seni dan museum yang dikenal secara nasional maupun internasional. Dalam paparannya, ia menekankan arti penting museum sebagai media edukasi, pelestarian, sekaligus sarana membangkitkan kesadaran masyarakat akan nilai sejarah dan seni.


Museum Ambarawa lahir dari gagasan Bapak Dewantoro, yang pernah menjabat Plt Camat Ambarawa periode Oktober 2024 hingga Maret 2025. Ia menuturkan, pengalaman mendampingi masyarakat dalam rangkaian Hari Jadi Kabupaten Semarang atau Merti Bumi Serasi kala itu memberi inspirasi besar.


“Dalam kurun waktu tersebut, banyak hal yang membuat kami terkesan dengan Ambarawa, mulai dari guyub-rukun, toleransi, hingga gotong royong masyarakat. Dari sinilah muncul ide agar potensi sejarah, seni, dan budaya Ambarawa bisa dikemas dalam bentuk museum,” jelas Dewantoro.


Ia menambahkan, ide tersebut kemudian didiskusikan bersama tim penelusur sejarah yang sebelumnya menetapkan Hari Jadi Ambarawa pada 10 September 1705. Dukungan positif pun datang dari berbagai pihak, termasuk Bupati Semarang, sehingga terbentuklah Tim Rintisan Pembentukan Museum Ambarawa.


“Dengan museum ini, kita bisa menghubungkan khasanah sejarah dari museum-museum yang telah ada di Ambarawa, seperti Museum Isdiman/Palagan Ambarawa, Museum Kereta Api, hingga Benteng Pendem. Ini menjadi langkah awal yang berat, tetapi sangat berarti,” ujarnya.



Bapak Khamdi, S.E., turut memberikan apresiasi terhadap rintisan ini. Ia menekankan pentingnya peran dunia pendidikan untuk memanfaatkan museum sebagai ruang belajar bagi generasi muda.


“Harapannya, sekolah-sekolah bisa membawa siswa untuk belajar di sini. Museum akan maju jika ada keterlibatan pemerintah, swasta, dan masyarakat,” ungkapnya.


Sementara itu, koleksi museum sudah cukup beragam, mulai dari benda cagar budaya hingga dokumentasi sejarah Ambarawa. Menurut Dewantoro, salah satu hal paling berkesan adalah masih terawatnya benda-benda peninggalan lampau yang menjadi bukti kepedulian masyarakat terhadap warisan sejarah.


Berbeda dengan museum pada umumnya, lokasi Museum Ambarawa berada di pusat kota, tepat di area Komplek Kantor Kecamatan Ambarawa yang sekaligus merupakan bangunan cagar budaya. Lokasi yang strategis ini diharapkan mempermudah akses masyarakat sekaligus memperkuat sinergi antara pelayanan publik dan pelestarian sejarah.


“Dengan adanya museum ini, kami berharap bisa menjadi kebanggaan masyarakat Ambarawa dan Kabupaten Semarang, sekaligus media edukasi tentang perkembangan peradaban dan potensi daerah. Mari kita dukung bersama agar museum ini semakin berkembang dan bermanfaat,” tutup Dewantoro.


Peresmian Museum Ambarawa ini juga menjadi rangkaian peringatan Hari Jadi Ambarawa ke-320, menegaskan bahwa sejarah bukan hanya untuk dikenang, melainkan juga untuk dipelajari dan diwariskan bagi generasi mendatang.

Posting Komentar