HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Sejarah Singkat Ambarawa dan Hubungannya dengan Kabupaten Semarang

 

Sumber Jadul.cm

Ambarawa memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan perkembangan wilayah Mataram Kuno dan Kesultanan Mataram. Wilayah ini pernah menjadi bagian dari perjalanan penyebaran Islam oleh Pangeran Made Pandan, yang kemudian dikenal sebagai Sunan Bayat. Sejarah mencatat bahwa Ambarawa turut menjadi saksi peristiwa penting dalam pembentukan Kota Semarang pada 2 Mei 1547 oleh Sultan Hadiwijaya.


Pada tahun 1705, Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjian setelah mendapat bantuan dalam perebutan Kartasura. Sejak saat itu, Semarang berada di bawah kendali VOC, termasuk wilayah Ambarawa yang dalam catatan sejarah juga disebut sebagai "Limbarawa" atau "Lémbarawa."


Pertikaian Limbarawa (1678) dan Perebutan Wilayah


Pada 15 Januari 1678, VOC mengklaim Semarang sebagai wilayah kedaulatannya, tetapi batas-batas wilayahnya tidak dijelaskan secara detail. Gubernur VOC di Jawa, Ky. Rongga Yudawongsa, mengklaim bahwa wilayah pedalaman seperti Ambarawa merupakan bagian dari Semarang, yang dianggap penting karena memiliki tenaga kerja dan sumber daya seperti kayu bakar. Perselisihan batas ini berlanjut hingga tahun 1699 dan tidak terselesaikan secara tuntas.


Konflik Suksesi Mataram (1698-1703)


Pada tahun 1698, Mas Sutikna menikahi putri Pangeran Puger untuk meredam ketegangan antara Amangkurat II dan adiknya, Pangeran Puger. Namun, ketika Amangkurat II wafat pada 1703, Mas Sutikna mengangkat dirinya sebagai Amangkurat III. Hal ini memicu perang suksesi karena sebagian besar pejabat karaton meyakini Pangeran Puger lebih berhak atas takhta. Meskipun demikian, Mas Sutikna tetap dinobatkan sebagai Susuhunan Mataram dengan gelar Amangkurat III atau Sunan Mas.


Perluasan Klaim VOC ke Sitirawi dan Ambarawa (1697)


Pada tahun 1697, VOC mendukung upaya penguasaan kembali wilayah di sekitar Ambarawa, termasuk Sitirawi, dengan tujuan mengamankan tenaga kerja dan sumber daya alam. Klaim batas wilayah tidak hanya berhenti di Limbarawa, tetapi diperluas hingga ke Salatiga. Hal ini menandai semakin kuatnya kontrol VOC di wilayah pedalaman Jawa Tengah.


Kesimpulan


Sejarah Ambarawa tidak bisa dilepaskan dari dinamika politik Mataram dan VOC. Wilayah ini menjadi bagian dari pertikaian kekuasaan, baik dalam konteks perebutan takhta Mataram maupun ekspansi VOC di Jawa. Seiring berjalannya waktu, Ambarawa tetap menjadi bagian dari Kabupaten Semarang hingga saat ini.


Posting Komentar