Roadshow Pencegahan Pernikahan Dini, Forum Alumni Gridabara Sasar Tiga Jenjang Pendidikan di Ambarawa
AMBARAWA, - Forum Alumni Gridabara (FAG) memperluas jangkauan sosialisasi pencegahan pernikahan usia dini melalui program roadshow yang menyasar tiga jenjang pendidikan di Ambarawa: SMP, SMA, dan SD.
Inisiatif ini merupakan respons aktif terhadap tingginya angka permohonan dispensasi pernikahan usia dini di Pengadilan Agama Kabupaten Semarang yang sempat menjadi sorotan publik.Roadshow diawali pada Rabu, 23 Juli 2025, di Aula SMP Negeri 2 Ambarawa. Sebanyak 235 siswa mengikuti sesi talk show interaktif yang menghadirkan berbagai narasumber.
Acara ini dibuka dengan kelas motivasi yang dipandu oleh Nila Dewi (Gridabara 84) sebagai moderator. Ustad M. Yusuf (Gridabara 90) memberikan pencerahan dari aspek keagamaan, sementara Lilik Supono, SPd, MPd fokus pada motivasi akademis. Sesi berikutnya diisi oleh dr. Bina Muntafia Dewintari, Sp.OG (Gridabara 2004) yang mengedukasi tentang kesehatan reproduksi dan dampak kehamilan di usia dini.
Kehadiran Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Semarang, Muh. Irfan Husaeni, SAg, MSi, dan perwakilan Polsek Ambarawa, Iptu Teguh (Kanit Binmas) serta Bripka Dewi (Bhabinkamtibmas Kelurahan Lodoyong), melengkapi diskusi dengan pembahasan aspek hukum pernikahan dan kenakalan remaja. Bapak Mirza Sulaiman, guru purna SMP Negeri 2 Ambarawa, turut hadir memberikan penguatan materi.S
Setelah sukses di jenjang SMP, roadshow dilanjutkan ke SMA Negeri 1 Ambarawa, dan puncaknya di SD Negeri Sudirman Ambarawa. Khusus di SD Negeri Sudirman Ambarawa, sosialisasi tidak hanya menyasar siswa, tetapi juga melibatkan orang tua siswa sebagai peserta utama.
Keterlibatan orang tua dinilai krusial mengingat peran mereka sebagai garda terdepan dalam mendidik dan membimbing anak-anak terkait isu pernikahan dini.Dr. Biena Munawa Hatta (Gridabara 95), salah satu tim pelaksana, menjelaskan bahwa perluasan jangkauan ini merupakan strategi untuk memastikan pesan pencegahan tersampaikan secara komprehensif. "Kegiatan ini adalah stimulan, agar semakin banyak pihak yang menyelenggarakan acara serupa.
Dengan demikian, upaya pencegahan pernikahan usia dini menjadi semakin efektif dan terjadi penurunan angka permohonan dispensasi pernikahan usia dini di Pengadilan Agama Ambarawa," ujarnya.
Pandangan Pakar Pendidikan: Tekun, Tekan, TekenDalam puncak acara di SD Negeri Sudirman Ambarawa, Forum Alumni Gridabara turut menghadirkan pakar pendidikan, Dr. Drs. Wijanarka, M.Si., seorang dosen dari Universitas Diponegoro Semarang. Dalam paparannya, Dr. Wijanarka menekankan pentingnya tiga filosofi hidup yang ia rangkum dalam konsep 'Tekun, Tekan, Teken'."Tekun berarti kita harus rajin belajar dalam hal apapun. Ilmu itu luas, dan ketekunan adalah kunci untuk menguasainya," jelas Dr. Wijanarka. Ia melanjutkan, "Tekan bermakna kita akan 'sampai' seperti apa yang dicita-citakan. Dengan ketekunan, kita akan mencapai tujuan dan impian kita." Terakhir, Dr. Wijanarka menguraikan makna "Teken" yang diartikan sebagai tongkat. "Tongkat ini bisa berlaku sebagai penyangga kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Ini adalah simbol dari pegangan hidup, nilai-nilai, dan prinsip yang kokoh," pungkasnya, memberikan inspirasi mendalam bagi para orang tua dan siswa yang hadir.
Komitmen Berkelanjutan Forum Alumni Gridabara Rudi Harjanto (Gridabara 91) selaku Ketua Harian Forum Alumni Gridabara menegaskan komitmen organisasinya. "Forum Alumni Gridabara merupakan entitas komunitas yang peduli terhadap Ambarawa. Kami merasa terpanggil untuk membantu menyelesaikan permasalahan sosial yang ada, termasuk tingginya angka permohonan dispensasi pernikahan usia dini," ujarnya.Rudi menambahkan, roadshow ini merupakan langkah awal yang akan terus dilanjutkan. "Tahap awal, kegiatan ini dilaksanakan secara simultan, dari jenjang SD, SMP hingga SMA sebagai langkah awal merespon permasalahan sosial yang terjadi," tutupnya.
Kegiatan roadshow ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam upaya pencegahan pernikahan usia dini melalui pendekatan edukatif yang komprehensif dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, dari siswa hingga orang tua, serta dukungan dari berbagai pihak terkait.(ds)