HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Pasar Kuliner Ambarawa: Sepi di Tengah Strategisnya Lokasi, Suara Pedagang Meminta Perhatian

 


Ambarawa — Sembilan tahun sudah Pasar Kuliner Ambarawa berdiri di Jalan Jenderal Sudirman, jantung kota yang ramai lalu lintas dan dikenal strategis. Namun, di balik posisi yang ideal dan area parkir yang luas, suasana pasar kuliner yang dulu semarak kini justru berubah sepi dan lengang.


Dari pantauan Tim Ambarawa Terkini pada Sabtu malam (18/10/2025), hanya terlihat beberapa kios yang masih bertahan berjualan, dengan pengunjung yang bisa dihitung dengan jari. Dari total puluhan kios yang dulu aktif, kini hanya tersisa tujuh kios yang masih beroperasi.


Ketua Paguyuban Pasar Kuliner Ambarawa, Joko Hargono, membenarkan kondisi tersebut. Ia mengatakan, penurunan pengunjung mulai terasa sejak awal masa pandemi Covid-19 dan terus berlanjut hingga kini. “Memang sejak pandemi, pasar ini mulai sepi. Dulu sempat ada isu soal harga yang katanya mahal—kalau orang Jawa bilang ‘ngepruk rego’—dan pelayanan yang kurang ramah. Tapi sebenarnya itu hanya dilakukan oleh oknum, tidak semuanya begitu. Harga makanan di sini masih sangat terjangkau, sama seperti di tempat lain,” ungkapnya kepada Ambarawa Terkini.


Selain faktor persepsi harga dan pelayanan, Joko juga menyoroti kondisi fisik bangunan yang kian memprihatinkan. “Perawatan gedung sudah lama tidak tersentuh. Cat mulai pudar, lampu banyak yang mati, bahkan beberapa fasilitas umum di dalam area sudah rusak. Ini tentu berpengaruh terhadap minat pengunjung,” keluhnya.


Padahal, lanjut Joko, pasar kuliner ini memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pusat ekonomi malam di Ambarawa. Letaknya strategis, mudah dijangkau, dan memiliki area parkir yang mampu menampung banyak kendaraan. Namun tanpa perhatian dan inovasi, potensi tersebut perlahan terkubur oleh sepinya langkah kaki pembeli.


Joko berharap pemerintah, khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Semarang, dapat memberikan solusi nyata. “Kami para pedagang berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk menghidupkan kembali pasar ini. Mungkin bisa dimulai dari perbaikan fasilitas, penataan ulang kios, hingga menghadirkan hiburan seperti live music atau pertunjukan seni untuk menarik masyarakat datang,” ujarnya.


Pasar kuliner bukan sekadar tempat jual beli makanan, melainkan juga ruang sosial dan budaya masyarakat. Ketika tempat seperti ini sepi, bukan hanya pedagang yang merugi, tetapi denyut ekonomi kecil dan interaksi sosial warga pun ikut meredup.


Kini, sembilan tahun usia pasar kuliner menjadi refleksi: seberapa jauh perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap ruang ekonomi rakyat yang semestinya bisa menjadi simbol kebangkitan ekonomi lokal Ambarawa.


Jika dibiarkan sepi terlalu lama, mungkin yang tersisa nanti bukan hanya kios yang menutup, tetapi juga harapan yang ikut terkunci di balik rolling door.



---


Liputan oleh Tim Ambarawa Terkini

 Lokasi: Pasar Kuliner Ambarawa, Jl. Jenderal Sudirman

 Sabtu, 18 Oktober 2025

Posting Komentar